Saat hidup harus terus berjalan, maka saya pasti akan terus berjalan,
walau tertatih penuh luka dan darah yang terus mengaliri permukaan kulit
yang sudah mulai keriput ini...
Saya memang harus terus berjalan,
kendati harus tertatih menuju ke suatu tujuan, karena kalau masih tetap
di tempat yang itu-itu juga, bukan berjalan namanya dan sudah pasti
tidak ada kemajuan dan tidak ada sesuatu yang baru. Sesuatu yang bisa
dirasakan di hati, pikiran bahkan seluruh jiwa dan raga. Sesuatu yang
pahit, manis, getir, bahagia, gembira, dan seterusnya dan seterusnya…
Saat
hidup harus terus berjalan, itulah keputusan yang saya ambil, karena
saya tidak bisa pasif alias berpangku tangan dan berpangku hati, menanti
sesuatu yang sepertinya ada tapi sebenarnya tidak ada, sesuatu yang
semu, sesuatu yang hanya ada di imaji setiap orang.
Saat hidup
harus terus berjalan, saya pun teringat pada banyak pendapat orang
tentang hidup yang diibaratkan sebagai warna dan warna itu adalah
abu-abu. Ya.. abu-abu, warna yang bias, warna yang dihasilkan dari
perpaduan hitam dan putih. Warna ini tidak hitam atau tidak putih.
Disadari
atau tidak, kebanyakan orang hidup di area abu-abu ini. Sebuah wilayah
yang penuh kemunafikan dan tipu muslihat dan kecenderungannya pada
hal-hal yang sifatnya oportunistik, karena selalu mengambil keuntungan
pribadi tanpa pernah mau berempati pada perasaan dan penderitaan orang
lain.
Jika orang banyak cenderung memilih hidup di area abu-abu
ini, maka saya tetap tidak akan hidup di wilayah abu-abu itu. Bagi saya
hidup adalah hitam atau putih, kalau mau jadi jahat, jadilah penjahat
kelas kakap dan bukan hanya sekedar maling ayam. Kalau mau jadi baik,
jadilah orang baik dalam segala hal dan bukan hanya sekedar baik di
mulut semata.
Bukan bermaksud menghakimi, tetapi orang yang hidup
dalam wilayah abu-abu adalah selain oportunistik juga karena mereka
tidak berani hidup jujur. Orang di wilayah abu-abu adalah orang yang
hidup dalam kesenangan hati semata. Banyak orang tidak peduli apakah
kesenangan hati itu menyakitkan hati orang lain atau tidak dan masa
bodoh dengan hal-hal yang diminta oleh alam ini dengan satu kata,..
yakni ”JUJUR“.
Tidak sedikit orang hidup dengan ketidakjujuran
karena mereka tidak berani jujur pada hidup yang begitu keras ini. Tidak
sedikit orang bahkan tidak berani JUJUR pada masa depannya sendiri.
Kalimat
″Take it or leave it”, sudah sering saya dengar dari mulut orang-orang
disekeliling saya, terutama dari mereka yang menganut hidup dalam
wilayah abu-abu ini. Karena mereka hidup tidak jujur dan mereka takut
akan masa depan mereka, mereka takut pada alam yang selalu jujur. Alam
yang selalu terbuka untuk di“petik“ dan diambil.
Saya bukan orang
yang cerdas mengungkapkan perasaan dan pikiran, tapi saya orang cukup
berterus terang jika merasakan bahagia, suka cita, duka cita atau pun
sebaliknya.. tapi bagi saya, bagaimanapun juga waktulah yang membuat
hidup harus terus berjalan maju dan bukan mundur. kendati banyak orang
bilang "hidup jujur, HANCUR...!!!!
mmmmm....